i love toraja

i love toraja
beginilah cara orang toraja menguburkan peti keliang-liang batu, sungguh merupakan budaya yang begitu unik

Sabtu, 26 Februari 2011

AKU DAN ADAT TANA TORAJA

Aku dilahirkan di Tana Toraja dan bangga pada Tana Toraja

 Ini adalah gambar lakkian untuk tempat peti orang mati yang sementara di upacarakan dalam upacara Rambu solo'


Ini adalah gambar tengkorak nenek moyang toraja yang dikumpulkan untuk dijaga dan dilestarikan sebagai wujud penghargaan kepada beliau yang telah meninggal.



 Ini adalah rumah adat suku toraja "rumah tongkonan" yang tergolong sudah tua



ini adalah tarian khas suku toraja yaitu tari sanda oni (berbagai macam bunyian)
 Ini adalah acara penguburan membawa peti jenazah untuk disemayamkan. apakah itu ke patane (kuburan berbentuk rumah) atau ke liang (atau kuburan batu)


 ini adalah gambar daerah ke'te' kesu' sebagai objek wisata kuburan tertua di tana toraja. selain kuburan kita juga dapat menikmati indahnya rumah adat tana toraja.


 ini adalah foto saya dan penari toraja yang profesional sebagai wakil utusan kabupaten tana toraja untuk mempromosikan budaya toraja dalam acara "takabonerate islands expedition di selayar tahun 2009.



Ini adalah penampilan pertama group tarian saya di tana toraja dan meraih juara 1 tingkat kabupaten toraja utara.

Hal-hal yang dapat kita lakukan untuk anak jalanan!

Di indonesia pembicaraan mengenai anak jalanan seakan surut dari sorotan publik khususnya pemerintah.  Kini, di berbagai sumber informasi seperti berita yang lebih marak dibicarakan hanyalah kasus korupsi, kejahatan kriminal, demo yang tak berpendidikan, dll, tapi adakah sebuah sorotan publik khususnya pemerintah yang sangat dominan terhadap mereka yang hidup di jalan seperti anak jalanan dan pengemis. Bukankah itu juga penting. Memang benar, korupsi, kejahatan kriminal, demo juga layak diperbincangkan tapi bukankah anak jalanan dan pengemis sebagai  potret kemiskinan negeri indonesiaku yang sangat kubanggakan juga patut untuk diperbincangkan? Jadi jika demikian secara kasat mata, masyarakat dapat menyimpulkan bahwa anak jalanan dan pengemis kurang diperhatikan oleh pemerintah.
Jika melihat hal yang demikian adakah hati kecil kita berkata bahwa “seharusnya aku yang bertindak jika pemerintah kurang memperhatikan mereka karena mereka saudara aku juga”? pemerintah diam, kita pun turut ikut diam seakan kita juga ikut turut bermasa bodoh. Sebagai masyarakat yang baik jika pemerintah kurang memperhatikan mereka maka marilah kita yang turut memperhatikan mereka. Lakukanlah suatu hal, apa lagi kita sebagai generasi muda yang merupakan masa depan bangsa indonesia. Banyak cara yang dapat kita lakukan misalnya berbagi dengan mereka melalui pengetahuan yang kita miliki, khususnya untuk anak jalanan yang seharusnya menimba ilmu disekolah tetapi mereka sudah turun kejalan untuk mencari uang. Selain itu memberikan pengetahuan kepada mereka bahwa hidup di jalan itu bahaya dan tidak menjamin masa depan.
Salah satu hal yang dapat kita lakukan untuk membantu anak jalanan misalnya:
1.      Berbagi pengetahuan dengan mereka melalui memberikan pengetahuan kepada mereka. 

2.      Merangkul mereka melalui bermain sambil belajar.
3.      Memberikan motivasi kepada mereka melalui cerita dengan suasana yang santai.

Sudahkah kita berbagi dengan mereka?
Atau adakah kita mau berbagi dengan mereka?

Jika kita mampu melakukan lebih daripada itu,misalnya memfasilitasi mereka, bagaimana caranya agar mereka dapat kembali menuntut ilmu.

Berbincang-bincang dengan anak jalanan memberikan hikmah tersendiri. Salah satu anak jalanan yang saya kenal berinisial IN merupakan anak yang cerdas. Dia menuntut ilmu hanya sampai kelas tiga SD. Tiap hari kerjanya hanya mengamen. Suatu ketika saya berbincang-bincang dengan dia dan  bertanya kepadanya : adek, knapa gak sekolah, padahal adek kan cerdas? Lalu ia menjawab, “ah malas, lebih enak dijalan. Dulu saya pernah sekolah tapi waktu kelas tiga SD rumah saya kebakaran dan rapor saya juga ikut terbakar. Trus malas deh sekolah. Kalau mau sekolah teh harus urus rapor lagi. Kemarin sih ada kakak yang mau nyekolahin saya tapi gak tau, jadi apa nggak”.
Dari pernyataan itu kita bisa melihat secara nyata adalah salah satu faktor yang menyebabkan dia putus sekolah adalah karena rapornya ikut terbakar ketika peristiwa kebakaran menimpa keluarganya. Nah...jika kita mampu melakukan hal yang lebih, maka kita dapat membantu dia bagaimana caranya agar dia bisa kembali menuntut ilmu dengan menguruskan rapor yang baru kepada sekolah tempat ia belajar sebelumnya. Atau adakah cara lain yang kita ketahui.
Seperti itulah cara yang dapat kita lakukan untuk berbagi dengan sesama mereka yang hidup di jalan. Semoga hati kita tersentuh untuk mulai belajar melayani sesama.

Sekilas wilayah tana toraja utara


Batas Wilayah
Geografis
Secara Geografis, Tana toraja berada pada 2° 40' LS sampai 3° 25' LS dan 119° 30' BT sampai 120° 25' BT
Bukit, lembah, dan gunung batu mendominasi alam toraja yang ditumbuhi hutan dan persawahan. Mata air dari toraja mengalirkan banyak sungai-sungai ke daerah pesisir Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.
Iklim & Cuaca
Tana Toraja beriklim tropis. Musim hujan terjadi pada bulan Oktober - Maret sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan April - September. Perubahan iklim dunia dan pengaruh pemanasan global sedikit mempengaruhi pola iklim di Tana Toraja dalam satu dekade terakhir, namun pola dan masa tanam padi yang hampir seluruhnya mengandalkan air hujan tetap belum berubah. Curah hujan tertinggi biasanya terjadi pada Desember hingga Januari.
Terdapat juga daerah yang hampir selalu terselimuti kabut sepanjang hari di perbatasan dengan daerah Teluk Bone.

Fauna & Flora
Anoa, babi rusa, dan burung maleo adalah binatang khas pulau sulawesi, namun hanya babi rusa dan anoa yang sempat dicatat pernah ditemukan di Toraja. Itupun saat ini sulit memastikan keberadaan satwa langka tersebut di wilayah Tana Toraja.
Orang toraja beternak babi, ayam kampung, dan kerbau dimana terdapat varietas kerbau belang (albino) yang hingga saat ini dipercaya hanya lahir dan besar di Tana Toraja. Burung elang, bangau, dan kakaktua juga pernah hidup bebas di Tana Toraja namun kini populasinya semakin terancam.


Kabupaten Toraja Utara mempunyai batas-batas wilayah:
  • Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat, Kecamatan Limbongan Kecamatan Sabbang Kabupaten Luwu Utara
  • Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Lamasi, Kecamatan Walerang, Kecamatan Wana Barat, dan Kecamatan Bastem Kabupaten Luwu
  • Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sangalla Selatan, Kecamatan Sangalla Utara, kecamatan Makale Utara, dan Kecamatan Rantetayo Kabupaten Tana Toraja
  • Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Kurra, Kecamatan Bittuang Kabupaten Tana Toraja.
  •